KENDARI, KITASULTRA.COM – Akun media sosial seorang warga Kolaka Timur (Koltim) viral dan menuai sorotan. Pasalnya ia mengunggah tulisan terkait pembicaraan via telepon yang menyeret nama Bupati Kolaka Timur.
Dalam akunnya, warga tersebut menceritakan pembicaraan seseorang dengan sang bupati untuk ajakan tidak putus silaturahmi dengan mantan bupati sebelumnya, Andy Merya Nur.
Namun bupati yang disebutkan menjawab telepon bahwa Ibu Mery (panggilan akrab Andi Merya Nur) tidak lagi punya pengaruh di Koltim.
Ia bahkan menyebut gerbong pemenangan yang mengantarkan Ibu Mery meraih jabatan bupati dianggap mati suri.
“Disampaikan td usulan teman2 agar pak bupati jgn putus komunikasi sama ibu mery. Tapi apa yg dia jawab sudah tidak pengaruhnya ibu mery dan keluarganya di kolaka timur gerbongnya sdh mati suri tdk ada yg mau dgr lagi jgn mi pikirkan itu pak kabid,” isi penggalan tulisan curhat warga di medsos.
Mendapat unggahan tersebut, suami Andi Merya Nur, H. Mujeri Dachri Muchlis belum mau menanggapinya secara berlebihan.
Ia hanya menyayangkan adanya kalimat pembicaraan yang membawa-bawa nama keluarga besar sang istri.
“Saya pikir itu fitnah mungkin, karena ini kan tahun politik. Kami juga belum tanggapi itu, tapi kalau itu benar juga, saya sayangkan membawa bawa nama keluarga besar istri,” katanya saat ditemui di kediamannya, Minggu (28/01/2024).
Soal hubungan silaturahmi Bupati Koltim dengan Andi Merya Nur, diakui H.Mujeri Dachri memang renggang karena jarang lagi bertemu.
“Jangankan ketemu komunikasi saja tidak pernah dengan ibu Mery, ibu juga tidak berharap untuk dilihat setidaknya dari hati nurani pak bupati sajalah. Ini beda dengan pak Pj sebelumnya, ada silahturahmi kunjungan 2 kali dan tidak pernah juga putus komunikasi setidaknya PJ sebelum masih ada penghargaan,” ujarnya.
“Intinya setelah dilantik, pak bupati lupa dengan Bu Mery. Pada waktu mau mencalonkan wakil bupati datang menemui suami dan orang tuanya di rumah kediaman ibu Mery,” ujarnya lagi.
H. Mujeri Dachri berharap agar persoalan ini tidak melebar kemana-mana dan tidak dimanfaatkan oleh orang tertentu untuk menjatuhkan seseorang dengan menyebar informasi hoaks. (Tim Redaksi)