KITASUKTRA.COM | KENDARI – Klaim Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Andi Sumangerukka (ASR), mengenai perannya dalam penangguhan penahanan puluhan mahasiswa yang sempat diamankan di Jakarta, dinilai tidak sesuai fakta dan dituding sebagai upaya untuk memperbaiki citra diri. Hal ini disampaikan oleh Alki Sanagri pada Jumat, 10 Oktober 2025.
Menurut Alki Sanagri, pernyataan ASR saat menemui mahasiswa di Rumah Jabatan (Rujab) yang mengesankan ia berperan dalam pembebasan adalah keliru. Sebaliknya, ia menuding ASR justru bersikeras agar para mahasiswa yang diamankan di Polres Jakarta Pusat (Jakpus) pada malam kejadian tetap ditahan.
“Justru ASR-lah yang bertahan agar adik-adik mahasiswa tetap ditahan. Itu disampaikan Kasat Intel Polres Jakpus kepada beberapa adik-adik mahasiswa saat dipanggil di ruangannya,” ungkap Alki.
Alki menambahkan, puluhan mahasiswa tersebut bahkan dipaksa untuk mengakui kesalahan, namun mereka menolak. Oleh karena itu, Alki menegaskan agar Andi Sumangerukka tidak mengarang cerita untuk memperbaiki nama baiknya.

“Apa yang disampaikannya itu tidak sesuai fakta. Adik-adik mahasiswa bebas berkat jaminan dari Anggota DPD RI, Umar Bonte. Gubernur sebaliknya, ia yang ngotot agar mereka tetap ditahan,” tegasnya.
Tidak hanya soal pembebasan, janji Gubernur Sultra yang dikabarkan akan segera mencabut laporan terhadap para mahasiswa juga dipertanyakan.
“Sampai saat ini, laporan adik-adik mahasiswa di Polres Jakpus belum dicabut. Lagi-lagi, ini hanya janji belaka,” tutup Alki.
Laporan: Redaksi












